LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL SISWA SMK BUDI UTOMO

Oleh : Ifa Nur Komalasari, S.Pd

ifapelangi09@gmail.com

Abstrak

Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Masa remaja dimana individu masih dalam pencarian jati diri dan belajar untuk mengontrol dirinya sendiri serta (self control) serta perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap atau proses dan metode yang dilakukan guru BK dalam melakukan layanan bimbingan klasikal untuk meningkatka self control siswa SMK Budi Utomo. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan metode kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Koordinator BK, siswa. Sedangkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tahap- tahap atau proses dan metode layanan bimbingan klasikal dalam meningkatkan self control siswa SMK Budi Utomo. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dimana data yang telah terkumpul disusun dan diklasifikasikan sehingga dapat menjawab dari rumusan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 tahap-tahap dan 2 metode layanan bimbingan klasikal. 5 tahap-tahap layanan bimbingan klasikal adalah perencanaan kegiatan, pengorganisasian, pelaksanaan, tindak lanjut. Sedangkan metode layanan bimbingan klsikal adalah pelajaran bimbingan, dan ceramah bimbingan. Beberapa tahap-tahap dan metode tersebut digunakan oleh guru BK untuk meningkatkan self control siswa.

Kata Kunci: layanan bimbingan klasikal, meningkatkan self control siswa

A. Pendahuluan

Istilah pubertas pada umumnya didefinisikan sebagai saat dimana seorang anak mengalami pematangan secara fisik dan seksual (University of Maryland Medical Center dalam Perry, 2012). Menurut Suntrock (2003) pubertas adalah tanda yang paling penting dimulainya masa remaja, yang merupakan perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi hormonal yang terutama terjadi pada masa remaja awal. Pada wanita pubertas terjadi diantara usia 8 – 14 tahun sedangkan laki-laki-laki terjadi pada usia antara 9 – 14 tahun (NHS Choices 2012).

Remaja berasal dari Bahasa latin “adolescence” yang berarti tumbuh ke arah kematangan, baik kematangan fisik, sosial maupun psikologis (Soetjiningsih, 2007). Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis (Widyastuti, dkk. 2009). Sejauh mana remaja dapat mengamalkan nilai-nilai yang di anutnya dan yang telah dicontohkan kepada mereka? Salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompoknya lalu menyesuaikan tingkah lakunya dengan harapan sosial tanpa bimbingan, pengawasan, motivasi, dan ancaman sebagaimana sewaktu kecil. Dia juga di tuntut mampu mengendalikan tingkah lakunya karena dia bukan lagi tanggung jawab orang tua atau guru.

SMK Budi Utomo adalah salah satu Sekolah Menengah merupakan sekolah yang ada di Provinsi Jawa Timur berbasiskan Pondok Pesantren. Siswa-Siswi SMK Budi Utomo selain mendapat ketrampilan praktis yang dibutuhkan dalam dunia kerja dan industri, mereka juga mendapat ketrampilan dalam bidang keagamaan seperti ketrampilan untuk menyampaikan ilmu Agama, menawarkan pendidikan yang terbaik karena selain didukung oleh guru yang berkualitas, juga SMK Budi Utomo memiliki fasilitas lengkap untuk mendukung berbagai kegiatan belajar mengajar menggunakan kurikulum. Untuk pengembangan minat dan bakat, terhadap berbagai kegiatan ekstrakurikuler di SMK Budi Utomo. Sarana prasarana sekolah sangat menunjang agar siswa-siswanya yang awalnya masih mempunyai beberapa masalah yang dihadapi di sekolah misalnya tentang teman sebaya, belajar, sosial, sampai alat komunikasi atau gadget yang biasa digunakan siswa saat berada di sekolah bisa terkurangi dengan adanya dorongan atau motivasi positif serta layanan BK secara lengkap yang diberikan guru BK.

Salah satu peran guru BK adalah sebagai pembimbing dalam tugasnya yaitu mendidik, guru harus membantu siswa-siswanya agar mencapai kedewasaan secara optimal. Artinya kedewasaan yang sempurna (sesuai dengan kodrat yang di miliki siswa). Dalam peranan ini guru harus memperhatikan aspek-aspek pribadi setiap murid antara lain kematangan, kebutuhan, kemampuan, kecakapannya dan sebagainya agar mereka (murid) dapat mencapai tingkat perkembangan dan kedewasaan yang optimal. Seperti kita ketahui keadaan siswa-siswa di SMK Budi Utomo yang berlatar belakang berdeda- beda. Tidak semua siswa mempunya pengendalian diri yang sama. Karena pada dasarnya kontrol diri itu berawal dari dalam diri (internal) dan juga luar diri (eksternal) yang sifatnya berupa dorongan atau motivasi positif yang diberikan oleh

orang-orang di sekitarnya. Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu, melakukan pertimbangan- pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak.

Self control adalah pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku individu, dengan kata lain serangakaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Self control sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi positif. Selain itu self control juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu yang diinginkan (Chalhoun dan Acocella, 1995: 130). Self control berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya. Self control merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang membuatnya stress (Chalhoun dan Acocella, 1995: 135). Self control dapat mencakup semu bidang perilaku, yaitu perilaku politik, sosial, spiritual, budaya, perilaku kerja, perilaku bermasyarakat, dan perilaku makan. Pengaruh self control terhadap timbulnya tingkah laku individu dapat dianggap cukup besar, karena tingkah laku overt merupakan hasil proses pengontrolan diri seorang individu.

Dengan kemampuan self control yang baik, siswa diharapkan mampu mengendalikan dan menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti dan merugikan orang lain atau mampu mengendalikan dan menahan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang berlaku. Dari fenomena di atas peneliti sangat tertarik untuk meneliti bagaiamana pembelajaran yang diberikan guru BK kepada siswa-siswa dengan judul “Layanan Bimbingan Klasikal Dalam Meningkatkan Self Control Siswa SMK Budi Utomo”.

B. Konsep Dasar Layanan Bimbingan Klasikal

Menurut Prayitno dan Erman Amti, layanan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada orang lain atau klien dan mengurusi apa saja yang diperlukan. Bimbingan adalah sebagai proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat (Prayitno & Erman Amti, 2004:94). Sedangkan klasikal adalah format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik dalam rombongan bealajar suatu kelas (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014:102). Dari penejelasan tersebut dapat dipahami bahwa bimbingan klasikal merupakan layanan yang diberikan kepada semua siswa di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses bimbingan sudah disusun secara baik dan siap untuk diberikan kepada siswa secara terjadwal, kegiatan ini berisikan informasi yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada siswa secara kontak langsung guna membantu pertumbuhan anak dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya.

Bimbingan klasikal merupakan bagian yang memiliki pengaruh besar dalam layanan Bimbingan dan Konseling, serta merupakan layanan yang efisien, terutama dalam menangani masalah rasio jumlah konseli dan konselor. Adapun tujuan dan manfaat layanan bimbingan klasikal yaitu untuk merencanakan kegiatan penyelesaian studi, membimbing perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang, mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal, membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta membantu siswa menyelesaikan permasalahnnya dalam belajar untuk mencapai kesuksesan dalam mencapai tujuan belajar (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014:33).

Bimbingan klasikal merupakan salah satu layanan dari bimbingan dan konseling, sehingga dalam usaha untuk mencapai tujuan dari bimbingan klasikal, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pelaksanaan bimbingan klasikal mengacu kepada tahapan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun tahapan-tahapan bimbingan klasikal yaitu tahap Perencanaan Kegiatan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Monitoring dan Penilaian, serta tahap terakhir Tindak Lanjut.

Hasil monitoring terhadap proses pelayanan dan hasil-hasilnya sebagaimana menjadi isi LAPELPROG dianalisis dan ditindaklanjuti untuk perbaikan, pemantapan ataupun penyesuaian kegiatan pelayanan selanjutnya (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014:34-36).

Di sisi lain, dalam melaksanakan tahapan-tahapan tersebut, bimbingan klasikal memiliki beberapa metode. Teori yang penulis gunakan merupakan teori BK secara umum mengenai metode layanan bimbingan klasikal. Teori ini digunakan karena sejauh pengamatan penulis tidak adanya teori khusus mengenai layanan bimbingan klasikal dalam bidang konseling. Metode pelaksanaan bimbingan klasikal terdapat 9 bentuk yaitu Home Room, Diskusi Kelompok, Pelajaran Bimbingan, Kelompok Kerja, Pengajaran Perbaikan, Sosiodrama dan Psikodrama, Ceramah Bimbingan, Karya Wisata, dan Organisasi Siswa (Tim Dosen PPB FIP UNY, (1993: 60-63).

  • Tinjauan Tentang Self Control

Self control adalah pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku individu, dengan kata lain serangakaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Self control sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi positif. Selain itu self control juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu yang diingkan (Chalhoun dan Acocella,1995: 130). Self control berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya. Self control merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang membuatnya stress (Chalhoun dan Acocella,1995: 130). Ada tiga jenis kualitas self control yang dapat terjadi disebabkan adanya dorongan dari dalam diri sendiri maupun tekanan dari luar (Chalhoun dan Acocella,1995: 136), jenis self control tersebut di antaranya adalah:

  1.  Over control merupakan kontrol diri yang dilakukan oleh individu secara berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam beraksi terhadap stimulus.
  2.  Under control merupakan suatu kecenderungan individu untuk melepaskan impuls dengan bebas tanpa perhitungan yang masak.
  •  Appropriate control merupakan kontrol individu dalam upaya mengendalikan impuls secara tepat.

Self control memilki beberapa aspek yang harus diperhatikan. Untuk mengukur self control digunakan aspek-aspek Kemampuan mengontrol perilaku, Kemampuan mengontrol stimulus, Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian, Kemampuan menafsirkan suatu peristiwa atau kejadian, serta Kemampuan mengambil keputusan (Chalhoun dan Acocella,1995: 140). Berdasarkan beberapa uraian tentang konsep dasar self control tersebut dapat disimpulkan self control adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam mengatur dan mengarahkan perilakunya berdasarkan proses koginitif dan psikologis sehingga menghasilkan perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan individu tersebut.

Kontrol diri juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu, melakukan pertimbangan- pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak (Ghufron dan Rini Risnawita, 2014: 25-26). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori mengenai self control yang meliputi definisi, aspek-aspek self control, jenis-jenis self control, fungsi self control, dan faktor yang mempengaruhi self control. Sedangkan teori khusus mengenai tahap-tahap dan metode untuk meningkatkan self control tidak ditemukan.

Perkembangan hubungan sosial remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebaya mereka. Perkembangan ini dari perspektif normative-life-crisis, di mana teman memberikan feedback dan informasi yang konstruktif tentang self-definition dan penerimaan komitmen. Pembentukan persahabatan remaja erat kaitannya dengan perubahan aspek-aspek pengendalian psikologis yang berhubungan dengan kecintaan pada diri sendiri dan munculnya phallic conflicts (Desmita,2013:219-220).

Berteman adalah aktivitas dan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan saat seseorang menginjak usia remaja. Bagaimana seorang remaja tumbuh dan berkembang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh teman-teman sebayanya. Teman sebaya di sini adalah teman- teman yang dapat berada di berbagai lingkungan di mana remaja beraktivitas seperti lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Strategi yang tepat untuk mencari teman adalah dengan menciptakan interaksi, bersikap menyenangkan, menunjukkan tingkah laku prososial, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta melakukan dukungan sosial (Santrock,2003:226). Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan Self Control siswa SMK Budi Utomo yaitu dalam memilih teman sebaya dan pembelajaran. Dikarenakan remaja SMK yang masih dalam tahap pencarian jati diri yang menyebabkan peneliti memfokuskan pada tema tersebut.

D. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian lapangan (field research)

yang   menggunakan   pendekatan   kualitatif.   Menurut   Suharsimi   Arikunto,   penelitian Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode-metode pengumpulan data obersvasi, wawancara (interview). Sedangkan dalam menganalisa data penulis menggunakan metode analisa data kualitatif. Metode analisa data kualitatif digunakan berkaitan dengan data-data dari hasil observasi dan wawancara dengan cara menganalisa dan mendiskripsikan melalui bentuk kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang ada sehingga dapat diambil kesimpulan (Anas Sudijono, 1996:227). Langkah analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

E. Hasil dan Pembahasan

Program penyelenggaraan pelayanan Bimbingan Konseling pada satuan-satuan pendidikan, dikenal adanya Program BK Tahunan, yang selanjutnya dirinci menjadi Program Semesteran, Program Bulanan, Program Mingguan, dan Program Harian. Pelaksanaan pembelajaran melalui pelayanan BK dalam format klasikal terjadwal setiap kali dipersiapkan sebagai Program Harian (untuk masing-masing kelas) atau Program Mingguan (sebagai kumpulan Program-Program Harian dalam satu minggu untuk semua kelas yang diampu oleh guru BK). Layanan yang dilakukan dengan kegiatan masuk kelas format klasikal yang dibawakan oleh guru BK, sebagaimana telah direncanakan atau dipersiapkan melalui SATLAN/ RPL. Materi yang dibawakan oleh guru BK adalah materi yng diambil dari jabaran tema/subtema. Materi tema yang volumenya cukup besar perlu dijabarkan menjadi sejumlah subtema, yang mana masing-masing subtema dapat dipecah lagi menjadi subtema yang akan menjadi mteri dalam satu atau beberapa kali pertemuan untuk pelayanan bimbingan klasikal.

Materi yang disampaikan dalam pelayanan bimbingan klasikal biasanya yang sesuai dengan kebutuhan siswa-siswa yang sudah disusun dalam RPL. guru BK atau Konselor membawakan materi pelayanan BK dengan acuan pengembangan kemandirian, pengendalian diri melalui kemampuan setiap peserta didik. Spesifikasi materi yang disampaikan saat bimbingan klasikal, kegiatan tersebut diorientasikan pada peserta didik untuk mengarahkan ke pengembangan potensi dirinya secara optimal. Program bimbingan klasikal sudah disusun dan dapat berjalan sesuai dengan RPL yang meliputi program mingguan, dan insidental.

Bimbingan klasikal di SMK Budi Utomo merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik agar mereka dapat mengatasi dan mencegah masalah khususnya dalam memperbaiki pengendalian diri siswa (self control) dari beberapa masalah siswa, layanan yang mau diberikan akan memberikan perubahan perilaku dan cara berpikir siswa untuk pengendalian diri yang terkait dengan teman dan belajar.

Adapun tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut: Perencanaan Kegiatan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Monitoring dan Penilaian, dan Tindak Lanjut. Layanan bimbingan klasikal di SMK Budi Utomo biasanya menggunakan tahap-tahapan layanan bimbingan klasikal yang sesuai dengan MGBK, akan tetapi guru BK di SMK Budi Utomo biasanya setelah melaksanakan tahapan pelaksanaan jarang sekali melakukan penilaian setelah saya memberi materi bimbingan klasikal dikelas, siswa dapat mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan baik dan mampu menyerap materi yang sudah disampaikan. guru BK mengatakan bahwa setiap habis dilakukan layanan bimbingan klasikal tidak serta merta perilakunya berubah langsung dengan materi yang disampaikan. Tingkah laku tidak bisa secara spontan berubah, tetapi memerlukan proses yang harus dilakukan beberapa kali saat memberikan layanan bimbingan klasikal. Pada pelaksanaan layanan bimbingan klasikal di SMK Budi ntuk meningkatkan Self Control siswa menggunakan 2 metode di antaranya yaitu metode pelajaran bimbingan dan ceramah bimbingan. Sebagaimana wawancara selaku Guru BK di SMK Budi Utomo. Hasil wawancara tersebut dijelaskan bahwasannya metode pelaksanaan bimbingan klasikal untuk meningkatkan Self Control di SMK Budi Utomo, metode yang yaitu:

  1. Pelajaran Bimbingan

Pelaksanaan pelajaran bimbingan kelas di SMK Budi Utomo biasanya guru BK menyampaikan materi yang sudah disusun dalam RPL, untuk pelaksanaannya guru BK memberikan materi dengan cara membagi-bagi kelompok kecil dalam satu kelas yang jumlahnya sekitar 30 siswa siswa dan dibagi menjadi 5 kelompok, perkelompok berisikan 5 siswa yang sudah diacak. Dari setiap kelompok kecil tersebut guru BK memberikan tugas dengan tema yang berbeda misalnya kelompok pertama dengan tema belajar efektif, kelompok kedua pertemanan dan lain sebagainya.setelah mendapatkan tema yang berbeda-beda di setiap kelompok disuruh mencari materi sendiri dalam bentuk (PPT) power point dengan waktu sekitar 1 minggu sampai 2 minggu. Pelaksanaan secara teknis biasanya setiap kelompok maju ditunjuk oleh guru BK untuk mempresentasikan materi yang didapatkan melalui media LCD, laptop dan speaker. Guru BK melakukan metode pengajaran bimbingan yang membuat anak menjadi lebih aktif dan mandiri. Sebagaimana wawancara yang sudah dilakukan dengan wawancara guru BK SMK Budi Utomo.

Dari hasil wawancara dengan guru BK tersebut, dijelaskan bahwasannya dalam pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan metode pengajaran bimbingan dapat memberikan dampak positif dan menanamkan kemandirian dalam diri siswa. dalam pertemanan teman sebaya dan pembelajaran yang baik di kelas. Sebagaimana hasil wawancara dengan siswa-siswa dapat diambil kesimpulan bahwasannya siswa- siswa menjadi lebih senang karena materi yang disampaikan tidak membosankan dan siswa-siswa menjadi lebih aktif serta mandiri. Pengetahuan yang didapatkan juga semakin luas. Dengan pelaksanaan metode pengajaran bimbingan sangat berpengaruh dalam self control siswa. Dalam pertemanan sebaya siswa-siswa jadi lebih teliti dan berhati-hati lagi dalam mencari teman Ceramah bimbingan

Metode ini hampir sama dengan pengajaran bimbingan. Bedanya, pada ceramah bimbingan guru BK memberikan materi yang akan disampaikan dengan cara ceramah yang sifatnya hanya mengulas materi yang masih kurang dari materi yang sudah dipresentasikan oleh siswa-siswa pada metode pengajaran bimbingan. Selain ceramah bimbingan guru BK juga menggunakan tanya jawab saat proses layanan bimbingan klasikal berlangsung. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru BK SMK Budi Utomo. Dari hasil wawancara dapat dipahami bahwa metode ceramah bimbingan akan lebih efektif apabila jumlah murid tidak terlalu besar. Jadi pada saat ceramah bimbingan berlangsung kelas menjadi lebih terkontrol.

Siswa-siswa yang akan diberi ceramah bimbingan tergantung pada tujuan bimbingan. Ceramah bimbingan ini lebih memberikan kesempatan pada murid untuk berpendapat dan mendorong aktif serta dapat dilanjutkan dengan follow up. Follow up dapat berupa suatu tugas (individual maupun kelompok kelompok kecil), dapat pula berupa diskusi kelompok kecil, dan akhirnya dilakukan evaluasi. Ceramah bimbingan bertujuan untuk pemberian informasi, namun dapat pula mengidentifikasi masalah dan kesiapan menghadapi masalah. Dengan demikian nampak bahwa ceramah bimbingan lebih bersifat preventif atau preseveratif daripada kuratif.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang Layanan Bimbingan Klasikal dalam Meningkatkan Self Control Siswa kemudian dilakukan pembahasan serta analisis secara mendalam dan dapat diambil kesimpulan sebagaiama berikut ini:

  1. Tahap-tahap pelaksanaan bimbingan klasikal adalah:
    1. Perencanaan Kegiatan yaitu penyusunan SATLAN/ RPL dengan segenap komponen pokok
    1. Pengorganisasian yaitu mengorganisasikan berbagai aspek pokok terutama menyangkut prasarana sarana fisik, personalia, dan administrasi untuk menjamin kelancaran dan suksesnya pelaksanaan SATLAN/ RPL
    1. Pelaksanaan yaitu pelaksanaan kegiatana pelayanan berdasarkan SATLAN/ RPL itu diselenggarakan dengan subjek sasaran, materi dan arah serta aktifitas kegiatan dengan langkah penerapan prinsip, asas, dan teknik BK sebagaimana yang sudah direncanakan dalam SATLAN/ RPL
    1. Tindak Lanjut yaitu proses pelayanan dan hasil-hasilnya sebagaimana menjadi isi LAPERLOG dianalisis dan ditindak
  • Metode pelaksanaan bimbingan klasikal adalah:
    • Pelajaran Bimbingan yaitu kegiatan layanan bimbingan klasikal yang tidak selalu dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dilakukan di ruang-ruang besar dalam jumlah yang besar pula
    • Ceramah Bimbingan yaitu Pelaksanaan pelajaran bimbingan di SMK Budi Utomo biasanya guru BK menyampaikan materi yang sudah disusun dalam RPL.

F. Penutup

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan layanan bimbingan klasikal dapat meminimalisir Self Control siswa di sekolah. Ditambah dengan tahap-tahap pelaksanaan bimbingan klasikal antara lain yaitu Perencanaan Kegiatan yaitu penyusunan SATLAN/RPL dengan segenap komponen pokok, Pengorganisasian yaitu mengorganisasikan berbagai aspek pokok terutama menyangkut prasarana sarana fisik, personalia, dan administrasi untuk menjamin kelancaran dan suksesnya pelaksanaan SATLAN/RPL, Pelaksanaan yaitu pelaksanaan kegiatana pelayanan berdasarkan SATLAN/RPL tersebut diselenggarakan dengan subjek sasaran, materi dan arah serta aktifitas kegiatan dengan langkah penerapan prinsip, asas, dan teknik BK sebagaimana yang sudah direncanakan dalam SATLAN/RPL. Tindak Lanjut yaitu proses pelayanan dan hasil-hasilnya sebagaimana menjadi isi LAPERLOG dianalisis dan ditindak dengan menggunakan 2 metode yaitu Pelajaran Bimbingan dan Ceramah Bimbingan dalam pengajaran klasikal, yang awalnya siswa mempunyai Self Control rendah menjadi stabil Self Controlnya atau naik.

G. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rodakarya.

F, Chalhoun James dan Acocella Joan Ross. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan, Semarang: IKIP Semarang Press.

Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita. (2014). Teori-teori Psikologi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Jakrta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu Pendidikan.

Mardalis. (2004). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara. Prayitno & Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,Jakarta: Rineka

Cipta.

Santrock, John W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja,Jakarta:Erlangga. Sudijono, Anas. (1996). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pres. Sugiyono,(2009). Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Alfabeta.

Syaudih Sukmadinata, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.